Dalam mengerjakan segala apa-apa yang diperintahkan Allah swt, maka kita harus menggunakan kemampuan yang kita miliki dengan maksimal. Tujuannya adalah agar kita mendapatkan kemenangan yang gemilang yaitu mendapatkan ridha Allah swt. Namun itu semua dapat kita raih jika kita mempunyai kemauan yang besar. Memang tak semudah membalikkan telapak tanggan untuk melakukan segala perintah Allah swt. Rasulullah visioner peradapan islam dibumi Allah ini tentunya juga mendapatkan tantangan yang begitu hebatnya. Namun dengan keyakinan yang dimilki beliau maka beliau mendapatkan kemenangan yang gemilang. Maka sudah sepantasnyalah kita mengikuti jejak-jejak langkah baginda rasulullah saw. Dengan menggunkan manhaj yang digunakan oleh rasulullah yaitu mengamalkan segala apa-apa yang ada dalam Al-Qur’an maka mustahil kita tidak dapat menegakkan peradapan islam dibumi Allah ini. Tentunya kita sudah mengetahui apa yang Apa yang dimaksud dengan golongan Ahlussunnah wal jamaah? meminjam defenisi yang di uraikan oleh Syekh Abu al-Fadl Abdus Syakur As-Senori dalam karyanya “Al-Kawakib al-Laama’ah fi Tahqiqi al-Musamma bi Ahli as-Sunnah wa al-Jamaah” menyebutkan definisi Ahlussunnah wal jamaah sebagai kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi SAW dan thoriqoh para sahabatnya dalam hal akidah, amaliyah fisik (fiqh) dan akhlaq batin (tasawwuf). Juga mengambil defenisi dari perkataan Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani dalam kitabnya, Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haq juz I hal 80 mendefinisikan Ahlussunnah wal jamaah sebagai berikut “Yang dimaksud dengan assunnah adalah apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW (meliputi ucapan, perilaku serta ketetapan Beliau). Sedangkan yang dimaksud dengan pengertian jamaah adalah segala sesuatu yang telah disepakati oleh para sahabat Nabi SAW pada masa empat Khulafa’ur-Rosyidin dan telah diberi hidayah Allah “.
Dalam sebuah hadits dinyatakan :
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة ، وتفرقت النصارى الى إثنين وسبعين فرقة ، وتفرقت أمتي على ثلاث وسبعين فرقة ، كلها في النار الاّ واحدة ، قالوا : ومن هم يا رسول الله ؟ قال : هم الذي على الذي أنا عليه وأصحابي . رواه أبو داود والترميذي وابن ماجه
“Dari Abi Hurairah r.a., Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Umat Yahudi terpecah menjadi 71 golongan. Dan umat Nasrani terpecah menjadi 72 golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua masuk neraka kecuali satu. Berkata para sahabat : “Siapakah mereka wahai Rasulullah?’’ Rasulullah SAW menjawab : “Mereka adalah yang mengikuti aku dan para sahabatku.”. HR. Abu Dawud, Turmudzi, dan Ibnu Majah.
Jadi inti paham Ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) seperti tertera dalam teks hadits adalah paham keagamaan yang sesuai dengan sunnah Nabi SAW dan petunjuk para sahabatnya. Dalam hadits lain:
عن عبد الرحمن بن عمرو السلمي أنه سمع العرباض بن سارية قال وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم: فعليكم بما عرفتم من سنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين. رواه احمد
“Dari ‘Abdurrahman bin ‘Amr as-Sulami, sesungguhnya ia mendengar al- Irbadl bin Sariyah berkata: Rasulullah SAW menasehati kami: kalian wajib berpegang teguh pada sunnahku dan perilaku al-khulafa’ar-Rosyidin yang mendapat petunjuk.’’ HR.Ahmad.
Adapun strategi yang dapat kita laksanakan dalam penerapan Strategi Pelaksanaan Al-Qur’an dalam Model Struktur Imamah Wal jama’ah maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan manhaj yang digunakan rsulullah saw yaitu:
1. Mengamalkan surah Al-Alaq yaitu menggugah kesadaran dengan Al-Alaq.
2. Mengamalkan surah Al-Qalam yaitu meniti jalan kehidupan ini dengan Al-Qalam.
3. Mengamalkan surah Al-Muzzammil yaitu membentuk watak dan kepribadian dengan Al-Muzzammil.
4. Mengamalkan surah Al-Mudatsir yaitu menyatukan langkah.
5. Mengamalkan Al-Fatihah yaitu dengan berislam kaffah.
Dengan mengamalkan dan menjadikan manhaj rasulullah sebagai Strategi Pelaksanaan Al-Qur’an dalam Model Struktur Imamah Wal jama’ah maka tiada kata mustahil kita dapat menggapai kemenangan yaitu dengan tegaknya peradapan islam dibumi Allah ini. Maka dari itu, tinggal bagaimana kita menerapkan sistematika nuzulnya wahyu sebagai konsep hidup dan kehidupan dalam menggapai ridah Allah swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar